Jadi, ceritanya pas lagi baca buku Merry Riana : Mimpi Sejuta Dollar nya Alberthine Endah yang di dalamnya menceritakan bahwa setelah akhirnya mereka (Merry Riana & suaminya) bekerja dengan begitu keras lalu sukses, berhasil dan punya bawahan, tapi kemudian mereka sadar bahwa ternyata bawahan mereka tidak semunya memiliki semangat dan motivasi sama dengan mereka. Ada yang memang termotivasi karena ambisinya mendapatkan banyak uang, ada yang memang untuk alasan lifestyle (menikmati hidup, memperbanyak me-time dan waktu untuk keluarga), ada yang karena reputasi yang baik dan yang terakhir karena relationship atau hubungan yang dekat dengan pihak-pihak yang terlibat pekerjaan yang sedang digeluti.
Membaca itu, saya jadi ingat salah satu bahasan di buku favorit saya Your Job Is Not Your Career nya Rene Suhardono *Insya Allah I'll review this powerful book soon! ;)*. Bahasannya tentang Career Triangle. Bahwa ternyata, dalam menapaki karir (yang seharusnya nggak identik dengan perusahaan tempat kita bekerja, tapi kita sendiri, atau buat saya, Ovie.), kita biasanya akan punya prioritas dan konsekuensi dari karir tersebut. Istilah lain dari Career Triangle ini adalah Love-Growth-Cash Triangle.
Love Growth Cash Triangle : A Look At Work |
Love | Gaya Hidup
Pemanfaatan me-time untuk kepuasan hidup atau keluarga
Growth | Kepuasan Kerja
Kepuasan dalam bekerja, mempelajari banyak hal dan berkarya sebagai bagian dari organisasi
Kepuasan dalam bekerja, mempelajari banyak hal dan berkarya sebagai bagian dari organisasi
Cash | Kompensasi
Uang dan manfaat intrinsik yang diterima sebagai kontra prestasi kerja
Uang dan manfaat intrinsik yang diterima sebagai kontra prestasi kerja
How it works?
Easy. We only have to set our priority from those love-growth-cash choices. Dan kemudian menjalani prioritas tersebut dengan penuh kesadaran akan makna dan konsekuensinya. Menjalani pilihan tadi tidak semerta-merta mengabaikan unsur yang lain tapi justru bisa lebih enjoy dalam menapaki karir. Dengan begitu, nggak boleh ada gerutuan musti lembur kalo memang menetapkan cash sebagai prioritas. Begitupula pilihan lainnya. *tampar-tampar diri sendiri*
So what's my priority(es)?
Mungkin kalo ada yang udah baca bukunya Rene, jawaban saya sama banget dengan beliau. Hehe. I'd rather choose love & growth as my priority(ies). Kenapa? Karena saya punya tujuan hidup yang salah satunya adalah jadi istri & ibu yang shalihah *aamiiiiin :')* yang ternyata akan lebih kondusif dalam proses pencapaiannya jika saya memilih kedua prioritas itu. Dan entah kenapa, percaya aja gitu, kalo nanti udah punya usaha sendiri, dan menetapkan strategi yang mungkin awalnya fokus di point growth, cash akan dateng sendiri. Hehe. :p
Lagipula, Harvard Business Review aja pernah ngetwit,
"The Best Investment You can Make is not Gold. It's People You Love, Dreams You Have and Living a Life that Matters." - Umar Haque
So, what's yours? :)
No comments:
Post a Comment